Di dalam blog ini tersedia pengumuman dan informasi terbaru.
Datum: Sonntag, den 03. Juni 2018
Uhrzeit: 15 Uhr
Ort: Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Predigttext aus Jeremia 23, 16-29Über die falschen Propheten
So spricht der HERR Zebaoth: Hört nicht auf die Worte der Propheten, die euch weissagen! Sie betrügen euch, sie verkünden euch Gesichte aus ihrem Herzen und nicht aus dem Mund des HERRN. 17 Sie sagen denen, die des HERRN Wort verachten: Es wird euch wohlgehen –, und allen, die im Starrsinn ihres Herzens wandeln, sagen sie: Es wird kein Unheil über euch kommen. 18 Aber wer hat im Rat des HERRN gestanden, dass er sein Wort gesehen und gehört hätte? Wer hat sein Wort vernommen und gehört? 19 Siehe, es wird ein Wetter des HERRN kommen voll Grimm und ein schreckliches Ungewitter auf den Kopf der Gottlosen niedergehen. 20 Und des HERRN Zorn wird nicht ablassen, bis er tue und ausrichte, was er im Sinn hat; zur letzten Zeit werdet ihr es klar erkennen. 21 Ich sandte die Propheten nicht, und doch laufen sie; ich redete nicht zu ihnen, und doch weissagen sie. 22 Denn wenn sie in meinem Rat gestanden hätten, so hätten sie meine Worte meinem Volk gepredigt, um es von seinem bösen Wandel und von seinem bösen Tun zu bekehren.
(Lutherbibel 2017)
23 Bin ich nur ein Gott, der nahe ist, spricht der HERR, und nicht auch ein Gott, der ferne ist? 24 Meinst du, dass sich jemand so heimlich verbergen könne, dass ich ihn nicht sehe?, spricht der HERR. Bin ich es nicht, der Himmel und Erde erfüllt?, spricht der HERR.
25 Ich höre es wohl, was die Propheten reden, die Lüge weissagen in meinem Namen und sprechen: Mir hat geträumt, mir hat geträumt. 26 Wann wollen doch die Propheten aufhören, die Lüge weissagen und ihres Herzens Trug weissagen 27 und wollen, dass mein Volk meinen Namen vergesse über ihren Träumen, die einer dem andern erzählt, so wie ihre Väter meinen Namen vergaßen über dem Baal? 28 Ein Prophet, der Träume hat, der erzähle Träume; wer aber mein Wort hat, der predige mein Wort recht. Wie reimen sich Stroh und Weizen zusammen?, spricht der HERR. 29 Ist mein Wort nicht wie ein Feuer, spricht der HERR, und wie ein Hammer, der Felsen zerschmeißt?
Ehrenamtlicher Dienst zum ersten Sonntag nach Trinitatis mit Abendmahl
Predigt: Pfrin. Junita Rondonuwu-Lasut (Ev. Indonesische Kristusgemeinde Rhein-Main)
Liturgie: Frau Maryones Balondo
Musik: Herr Leandro Christian
Bibellesung: Herr Daniel Balondo
Abendmahl: Kirchenvorstand
Kindergottesdienst: Frau Dwi Hariwati und Herr Viktor Aritonang
Abkündigung: Herr Jens Balondo
Verpflegung: Damai sejahtera
Schlüsseldienst: Frau Junita Rondonuwu-Lasut
----------------
Tanggal: Minngu, 03 Juni 2018
Waktu: Pukul 15:00
Tempat: Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Teks Kotbah dari Yeremia 23, 16-29Menentang nabi-nabi palsu
Beginilah firman Tuhan semesta alam: "Janganlah dengarkan perkataan para nabi yang bernubuat kepada kamu! Mereka hanya memberi harapan yang sia-sia kepadamu, dan hanya mengungkapkan penglihatan rekaan hatinya sendiri, bukan apa yang datang dari mulut Tuhan; 17 mereka selalu berkata kepada orang-orang yang menista firman Tuhan: Kamu akan selamat! dan kepada setiap orang yang mengikuti kedegilan hatinya mereka berkata: Malapetaka tidak akan menimpa kamu!" 18 Sebab siapakah yang hadir dalam dewan musyawarah Tuhan, sehingga ia memperhatikan dan mendengar firman-Nya? Siapakah yang memperhatikan firman-Nya dan mendengarnya? 19 Lihatlah, angin badai Tuhan, yakni kehangatan murka, telah keluar menyambar, -- angin puting beliung -- dan turun menimpa kepala orang-orang fasik. 20 Murka Tuhan tidak akan surut, sampai Ia telah melaksanakan dan mewujudkan apa yang dirancang-Nya dalam hati-Nya; pada hari-hari yang terakhir kamu akan benar-benar mengerti hal itu. 21 Aku tidak mengutus para nabi itu, namun mereka giat; Aku tidak berfirman kepada mereka, namun mereka bernubuat. 22 Sekiranya mereka hadir dalam dewan musyawarah-Ku, niscayalah mereka akan mengabarkan firman-Ku kepada umat-Ku, membawa mereka kembali dari tingkah langkahnya yang jahat dan dari perbuatan-perbuatannya yang jahat.
(Alkitab Terjemahan Baru 1974)
23 Masakan Aku ini hanya Allah yang dari dekat, demikianlah firman Tuhan, dan bukan Allah yang dari jauh juga? 24 Sekiranya ada seseorang menyembunyikan diri dalam tempat persembunyian, masakan Aku tidak melihat dia? demikianlah firman Tuhan. Tidakkah Aku memenuhi langit dan bumi? demikianlah firman Tuhan.
25 Aku telah mendengar apa yang dikatakan oleh para nabi, yang bernubuat palsu demi nama-Ku dengan mengatakan: Aku telah bermimpi, aku telah bermimpi! 26 Sampai bilamana hal itu ada dalam hati para nabi yang bernubuat palsu dan yang menubuatkan tipu rekaan hatinya sendiri, 27 yang merancang membuat umat-Ku melupakan nama-Ku dengan mimpi-mimpinya yang mereka ceritakan seorang kepada seorang, sama seperti nenek moyang mereka melupakan nama-Ku oleh karena Baal? 28 Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu, dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum? demikianlah firman Tuhan. 29 Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman Tuhan dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?
Pemberitahuan Pelayanan Hari minggu Pertama setelah Trinitatis dengan Perjamuan Kudus
Khotbah: Pfrin. Junita Rondonuwu-Lasut (Ev. Indonesische Kristusgemeinde Rhein-Main)
Liturgi: Ibu Maryones Balondo
Musik: Sdr Leandro Christian
Pembacaan Alkitab: Bpk Daniel Balondo
Perjamuan Kudus: Majelis Jemaat
Sekolah Minggu: Ibu Dwi Hariwati, Sdr Viktor Aritonang
Berita Jemaat: Bpk Jens Balondo
Konsumsi: Damai sejahtera
Kunci: Ibu Pdt. Junita Rondonuwu Lasut
Datum: Sonntag, den 27. Mai 2018
Uhrzeit: 15 Uhr
Ort: Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Predigttext aus Epheser 1, 3-14Lobpreis Gottes für die Erlösung durch Christus
Gelobt sei Gott, der Vater unseres Herrn Jesus Christus, der uns gesegnet hat mit allem geistlichen Segen im Himmel durch Christus. 4 Denn in ihm hat er uns erwählt, ehe der Welt Grund gelegt war, dass wir heilig und untadelig vor ihm sein sollten in der Liebe; 5 er hat uns dazu vorherbestimmt, seine Kinder zu sein durch Jesus Christus nach dem Wohlgefallen seines Willens, 6 zum Lob seiner herrlichen Gnade, mit der er uns begnadet hat in dem Geliebten. 7 In ihm haben wir die Erlösung durch sein Blut, die Vergebung der Sünden, nach dem Reichtum seiner Gnade, 8 die er uns reichlich hat widerfahren lassen in aller Weisheit und Klugheit. 9 Gott hat uns wissen lassen das Geheimnis seines Willens nach seinem Ratschluss, den er zuvor in Christus gefasst hatte, 10 um die Fülle der Zeiten heraufzuführen, auf dass alles zusammengefasst würde in Christus, was im Himmel und auf Erden ist, durch ihn. 11 In ihm sind wir auch zu Erben eingesetzt worden, die wir dazu vorherbestimmt sind nach dem Vorsatz dessen, der alles wirkt, nach dem Ratschluss seines Willens, 12 damit wir zum Lob seiner Herrlichkeit leben, die wir zuvor auf Christus gehofft haben. 13 In ihm seid auch ihr, die ihr das Wort der Wahrheit gehört habt, nämlich das Evangelium von eurer Rettung – in ihm seid auch ihr, als ihr gläubig wurdet, versiegelt worden mit dem Heiligen Geist, der verheißen ist, 14 welcher ist das Unterpfand unsres Erbes, zu unsrer Erlösung, dass wir sein Eigentum würden zum Lob seiner Herrlichkeit.
(Lutherbibel 2017)
Ehrenamtlicher Dienst zu Trinitatis
Predigt: Pfrin. Dr. Sara Kipfer (Universität Heidelberg)
Liturgie: Frau Tinur Siahaan
Musik: Frau Westy Bialke
Bibellesung: Frau Rustina Sihotang
Kindergottesdienst: Frau Yesica Balondo und Frau Riany Lengkong
Abkündigung: Frau Roselien Rehfeldt
Verpflegung: Sukacita
Schlüsseldienst: Herr Jens Balondo
----------------
Tanggal: Minngu, 27 Mei 2018
Waktu: Pukul 15:00
Tempat: Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Teks Khotbah dari Efesus 1, 3-14Kekayaan orang-orang yang terpilih
Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. 4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. 5 Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, 6 supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. 7 Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, 8 yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian. 9 Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus 10 sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi. 11 Aku katakan “di dalam Kristus”, karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan -- kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya -- 12 supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya. 13 Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. 14 Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.
(Alkitab Terjemahan Baru 1974)
Pemberitahuan Pelayanan Hari Trinitatis
Khotbah: Pfrin. Dr. Sara Kipfer (Universität Heidelberg)
Liturgi: Ibu Tinur Siahaan
Musik: Ibu Westy Bialke
Pembacaan Alkitab: Ibu Rustina Sihotang
Sekolah Minggu: Ibu Yesica Balondo, Sdri Riany Lengkong
Berita Jemaat: Ibu Roselien Rehfeldt
Konsumsi: Sukacita
Kunci: Bpk Jens Balondo
Dekan kota Frankfurt Gereja EKHN berkhotbah pada acara ibadah oikumene Pentakosta. Ibadah ini dirayakan setiap tahun di pusat kota tua Römerberg Frankfurt. Dilaksanakan bersama dengan beberapa komunitas Kristen yang berbeda, juga berbeda latar belakang bahasa dan latar belakang kebudayaan.
Foto-foto pesta Pentakosta 2018
Dibawah cuaca yang cerah, sekitar 800 anggota jemaat datang ke Römerberg memenuhi undangan dari Gereja Evangelis di Wilayah kota Frankfurt am Main.
Gereja Evangelis Wilayah kota Frankfurt dan Perhimpunan Regional Evangelis di kota Frankfurt dipimpin oleh Pendeta Dr. Achim Knecht. Dekanat kota Frankfurt terdiri dari 57 Jemaat dan memiliki hampir 130.000 anggota.
Dibawah ini khotbah Pentakosta oleh Dekan kota Frankfurt Pendeta Dr. Achim Knecht:
Jemaat yang kekasih!
Pada tanggal 4. April 1968, lima puluh tahun yang lalu, Dr. Martin Luther King Jr. dibunuh. Dr. King adalah seorang Pendeta dari Gereja Baptis. Dia adalah seorang tokoh pemimpin dalam gerakan hak-hak sipil Amerika Serikat.
Pada waktu itu dia berjuang melawan rasisme dan menuntut hak-hak yang sama untuk orang kulit hitam. Bertahun-tahun sebelum dia dibunuh, dia dimusuhi karena perjuangannya itu.
Mari kita dengar pengalamannya yang sangat mempengaruhi hidupnya. Dia menulis: „Setelah melewati satu hari yang sangat melelahkan, saya pergi tidur. Hari sudah larut malam. Istri saya sudah tertidur, dan ketika saya mau tertidur, tiba tiba telefon berdering. Dengan marah-marah penelepon berkata: „Dengarlah, negro! Paling lambat dalam seminggu engkau akan menyesal, bahwa engkau pernah datang ke Montgomery! "
Saya menutup telepon, tetapi saya tidak bisa tidur. Ketakutan besar menyerang saya. Saya berada di ujung kekuatan saya. ... Dalam kelelahan, saya memutuskan untuk membawa kekhawatiran saya kepada Tuhan. Di meja dapur, saya menundukkan kepala dan berdoa dengan lantang: „Saya berdiri dihadapanMu karena satu alasan yang saya anggap adil. Tapi sekarang saya takut. ... Saya tidak kuat menghadapinya lagi.“
Selesai berdoa saya merasakan kehadiran Tuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Saya merasakan seolah-olah saya benar-benar mendengar suara batin yang meyakinkan: „Berjuanglah untuk keadilan dan kebenaran! Tuhan akan selalu berdiri di sisimu! Seketika itu juga, rasa takut itu lenyap ... aku telah siap menghadapi apa pun juga ... "
Demikian jauh kutipan itu. Sebuah pengalaman yang menembus sampai dibawah kulit. Suara mengancam ini tidak membuat Martin Luther King Jr. menjadi dingin. Dia berpikir tentang istri dan anak-anaknya. Dapatkah istri dan anak-anaknya serta dirinya sendiri membalas kebencian yang menghadang dirinya? Apakah komitmennya terhadap keadilan, bernilai? Ancaman kebencian ini menembus sampai ke ginjalnya.
Dalam situasi ini, dia mengalami sesuatu yang luar biasa: Kasih Allah menyentuhnya. Dia mendengar suara yang berbicara didalam batinnya. Suara itu memberi penghiburan padanya. Seperti seseorang dipeluk dengan penuh cinta. Pengalaman ini melekat dalam dagingnya. Pengalaman ini memberinya kekuatan baru. Karena Tuhan bersamanya.
Jemaat yang kekasih, hal ini juga merupakan pengalaman Pentakosta. Roh Kudus menyentuh orang yang sedang dalam keputus asaan. Roh Allah menghiburnya. Kehangatan dirasakan – meskipun perasaan dingin dan kebencian sedang menyerangnya. Seseorang merasakan keberanian baru meskipun rasa takut yang melumpuhkannya.
Pentakosta itu bukan hanya semangat tak terbatas, yang masih nyata dalam pembacaan Kisah Para Rasul 2 yang baru saja kita dengar. Kemudian, ketika orang merasa: Kehidupan telah memberi saya begitu kaya! Aku memilikinya! Saya diterima dan dicintai! Saya bisa mengatasi sendiri. Saya dapat bergaul dengan semua orang!
Pentakosta adalah pengalaman yang menghiburkan: Keputus asaan bukan kata terakhir! Dalam situasi tanpa harapan, perspektif baru menjadi jelas. Orang yang terancam membutuhkan keberanian baru. Dia bisa bertahan menghadapi tantangan besar. Roh Kudus membantu mengatasi krisis-krisis kehidupan. Roh Kudus memberi seseorang daya tahan. Karena kasih Allah menyentuh dan merasuk sampai menembus kebawah kulit.
Dr. Martin Luther King Jr. telah memberi inspirasi bagi banyak orang bagaimana beriman dan bertindak. Saya sendiri, sejak masih muda terpengaruh olehnya.
Martin Luther King Jr. dijamah oleh kasih Tuhan. Karena itu, dia tidak bisa dan tidak ingin mundur, dia tidak mau membiarkan pengabaian dan penindasan orang-orang kulit hitam. Karena kasih Allah berlaku untuk semua orang: Tidak peduli apa warna kulit mereka. Tidak peduli dari mana asal mereka. Tidak peduli bahasa apa yang mereka gunakan. Tidak peduli budaya apa yang dipelihara. Tidak peduli agama apa yang dianut mereka: Tuhan mengasihi setiap manusia!
Dari pengalaman ini dia tidak bisa lagi menerima diskriminasi orang berdasarkan warna kulit mereka, asal mereka, bahasa mereka, budaya mereka dan agama mereka. Kasih Allah terhadap semua manusia telah menyentuh Martin Luther King Jr. Itu sebabnya dia tidak hanya terlibat melawan rasisme, tetapi juga melawan ketidakadilan sosial dan melawan keterlibatan AS dalam perang Vietnam.
Kasih Allah bagi Martin Luther King Jr. menjadi jelas didalam Yesus Kristus. Ucapan-ucapan Yesus dan perbuatan-perbuatanNya, hidup dan kematianNya. Karena itu, sangat jelas bagi King bahwa gereja yang berkomitmen pada roh Yesus harus membela orang-orang yang lemah. Gereja harus bersuara bagi mereka yang tidak memiliki suara, yang penderitaannya diabaikan dan terbaikan. Karena siapa yang diam terhadap kejahatan sama bersalahnya dengan orang yang melakukannya.
Juga jelas bagi Martin Luther King Jr. bahwa orang Kristen hanya bisa melawan ketidakadilan di dunia ini dengan tanpa kekerasan. Sangat penting bagi pengikut Yesus adalah kesediaan berjumpa dengan lawan, bertemu dengan musuh-musuh dengan rasa hormat dan dengan cintakasih.
King berkata, „Tidak ada pilihan lain, kata Yesus: Kamu harus „mengasihi musuhmu!“. Umumnya orang tidak bisa menjalankan perintah ini. ... Bagaimana mungkin seseorang bisa mengasihi orang yang merusak secara terang terangan atau secara diam-diam? ... Meskipun ini pertanyaan dan keberatan yang selalu berulang ulang. Tapi perintah Kristus ini berlaku sampai saat ini dan mendesak untuk dilakukan.
Manusia selalu berada di jalan kebencian. ...Tapi hanya cintakasih kepada musuh kitalah adalah kunci untuk memecahkan masalah dunia ini. Yesus bukanlah seorang idealis kosmopolitan, tetapi Dia seorang realis praktis. "
Demikianlah kutipan dari Martin Luther King Jr. Dia yakin bahwa kekerasan hanya dapat diatasi melalui perlawanan tanpa kekerasan. Posisi seperti itu membutuhkan daya tahan yang sangat besar.
Saya membayangkan gambar-gambar di televisi, ketika pasukan keamanan menghalau para demonstran kulit hitam dengan kekerasan dan kebencian. Tapi para demonstran tidak mundur dan tidak melawan. Sungguh sangat mengesankan, dalam situasi seperti itu, kebencian dihadapi dengan semangat cintakasih!
Satu teks Perjanjian Lama tentag pesta Pentakosta berkata: Hal itu tidak akan dilakukan oleh tentara atau kekuasaan, melainkan oleh Roh-Ku, demikian firman Allah“. Dan rasul Paulus mengaku: Kekuatan Allah berkuasa dalam kelemahan! Dan justru dalam pengertian inilah roh Pentakosta menuntut orang-orang dalam mengikuti Yesus yaitu dengan meninggalkan kekerasan – karena hanya dengan demikian kasih Allah dapat menang di dunia ini.
Martin Luther King Jr. melihat kebenaran dan cintakasih sebagai senjata paling ampuh untuk menghadapi kebencian, yaitu kebencian terhadap orang-orang dari warna kulit berbeda, kebencian terhadap orang-orang dari latar belakang budaya lain, atau agama lain.
Sayangnya, rasisme bukan hanya masalah masyarakat Amerika pada tahun 1960an. Tapi juga masalah kita disini, saat ini. Dalam masyarakat kita di Jerman, rasisme dan kebencian terhadap apa yang disebut ‚orang lain‘ masih berulang-ulang terjadi dari tahun ke tahun dalam bentuk yang berbeda. Baik itu orang Yahudi yang terancam jika mereka sendirian di kota dengan Kippa di kepala mereka. Baik itu orang Muslim ketika mereka mengenakan jilbab di jalanan. Atau ketika orang kulit hitam mengalami bahwa mereka terpinggirkan, bahwa mereka tidak dianggap sebagai orang Jerman, walaupun mereka lahir dan dibesarkan di sini.
Kasih Allah menembus sampai dibawah kulit, sehingga orang asing menjadi teman. Moto ibadah Pentakosta tahun ini memperjelas bahwa kasih Allah di dalam Yesus Kristus tidak meninggalkan orang-orang yang tidak terjangkau, yang tidak terjamah. Mereka tidak dapat menerima kabar baik ini tanpa solidaritas kepada mereka yang menderita karena rasisme, kemiskinan, dan perang. Saya senang bahwa pelayanan di jemaat-jemaat dan lembaga-lembaga gereja kita diwarnai oleh komitmen ke arah ini! Pada saat yang sama, pesan Pentakosta menunjukkan, bagaimana kita hidup bersama dalam jaringan dunia global yang beragam. Martin Luther King Jr. menggambarkan tantangan ini pada kesempatan pemberian Hadiah Nobel Perdamaian kepadanya pada tahun 1964 sebagai berikut:
„Kami telah belajar, terbang melintasi udara seperti burung dan berenang mengarungi lautan seperti ikan, tetapi bukan seni sederhana, bukan hal yang mudah untuk hidup bersama sebagai sesama saudara ... Dan ini adalah masalah kemanusiaan baru yang luar biasa. Kami mewarisi sebuah rumah megah, 'rumah dunia' besar, didalamnya kami harus hidup bersama – orang kulit hitam dan kulit putih, orang-orang dari Timur dan Barat, orang-orang kafir dan Yahudi, Katolik dan Protestan, Muslim, Budha dan Hindu, keluarga, yang berbeda dalam ide-ide, budaya dan minat mereka, entah bagaimana harus belajar untuk hidup bersama di dunia yang besar ini – karena kita tidak bisa hidup tanpa satu sama lain."
Demikian jauh kutipan ini. Tulisan ini menggambarkan tantangan dunia 50 tahun kemudian disatu dunia global yang tak dapat diubah. Pemisahan terhadap orang asing, terhadap orang-orang jauh dan orang-orang dekat di sini pada kami, itu bukan cara yang benar. Ini tentang perjumpaan dan belajar mengenal satu sama lain. Perayaan Internasional pada siang nanti di Dominikaner Kloster adalah kesempatan yang baik untuk berjumpa dan mengenal!
Karena itu pesan Pentakosta mengatakan: Roh Allah menghubungkan orang-orang di semua batasan dan perbedaan. Dia menggerakkan manusia untuk bekerja untuk manusia lain. Roh Kudus memotivasi orang untuk melawan kebencian. Karena kasih Allah menembus sampai dibawah kulit, sehingga orang asing menjadi teman.
Amen.
Liebe Mitarbeiter und ehrenamtliche Mitarbeiter,
liebe Gemeindemitglieder,
liebe Partner und Freunde der JKI,
ab Freitag, den 25. Mai muss die bereits seit 2016 geltende neue EU-Datenschutzgrundverordnung-DSGVO (General Data Protection Regulation-GDPR) umgesetzt werden. Die neue Datenschutz-Grundverordnung betrifft auch unsere Gemeindearbeit. Darauf wird auf unserer Webseite auch hingewiesen:
„Wir klären die Nutzer unserer Internetseiten darüber, welche personenbezogenen Daten zu welchem Zweck erhoben und gespeichert werden, etwa um das Nutzerverhalten auszuwerten oder E-Mails zu versenden“, erläutert Matthias Hartmann, Öffentlichkeitsbeauftragter des Evangelischen Dekanats Gießen. Ohne ausdrückliche Einwilligung der Betroffenen veröffentlichen Gemeinden keine personenbezogene Daten, etwa Geburtstage, Jubiläen oder Amtshandlungen wie Taufen oder Bestattungen. Das betrifft insbesondere kirchliche Medien wie Gemeindebriefe und Internetseiten. Dafür müssen Einwilligungen erbeten werden. Für einen Newsletter des Dekanats müssen sich Interessierte selbstverständlich selbst anmelden und auf einfache Weise jederzeit wieder abmelden können.
Sofern einer der oben genannten Gründe zutrifft und eine betroffene Person die Löschung von personenbezogenen Daten, die bei der Ev. Indonesische Kristusgemeinde Rhein-Main gespeichert sind, veranlassen möchte, kann sie sich hierzu jederzeit an einen Mitarbeiter des für die Verarbeitung Verantwortlichen wenden. Der Mitarbeiter der Ev. Indonesische Kristusgemeinde Rhein-Main wird veranlassen, dass dem Löschverlangen unverzüglich nachgekommen wird.Was heißt das für uns in der Praxis?
1. Persönliche Daten dürfen wie zuvor nicht über private E-Mail Adressen versendet werden. Hierzu werden für alle Mitarbeiter und ehrenamtliche Mitarbeiter eine E-Mail Adresse eingerichtet. Mit dieser E-Mail Adresse haben diese Personen auch Zugriff auf die relevanten und notwendigen Informationen.
Die personenbezogenen Daten aus dem Gemeindegliederverzeichnis sind ein hohes, sensibles und zu schützendes Gut. Der Schutzbedarf ist weiterhin „sehr hoch“ einzustufen. Das verpflichtet zu einem sorgsamen Umgang mit den Meldewesendaten. Bei allen Auswertungen aus KirA, bei denen kommunale oder kirchliche Sperren aufgehoben werden sollen, muss geprüft werden, ob dies mit dem Zweck der Sperren vereinbar ist.
Daten aus dem Gemeindegliederverzeichnis dürfen nie unverschlüsselt außerhalb des geschützten Intranets oder des gesamtkirchlichen E-Mail-Systems (Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya. oder Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.) von anderen oder an andere E-Mail-Adressen verschickt werden.2. Zu jeder Veranstaltung bei der auch offizielle Bilder für unsere Webseite oder Facebookseite gemacht werden, benötigen wir von allen Besuchern folgendes Einwilligungsschreiben. Dies muss bei jedem Einlass zuvor vorliegen, vor Ort ausgefüllt oder abgegeben werden:
Einwilligung zur Veroeffentlichung von DatenDaher ist es ab nun an zwingend, dass wir immer min. 2 Personen als Empfang mit einbinden werden.
Herzliche Grüße
Deine EIKG / JKI
Zum traditionellen Open-Air-Gottesdienst am Pfingstmontag, 21. Mai, um 11 Uhr auf dem Römerberg mit anschließendem internationalen Fest im Dominikanerkloster laden die christlichen Gemeinden wieder ein. Im April vor 50 Jahren ist der Theologe und Bürgerrechtler Martin Luther King erschossen worden; sein Kampf gegen Rassismus und für Gleichberechtigung hat sich nicht erledigt. Fremdenfeindlichkeit, verbal oder verknüpft mit Gewalt, ist bis heute ein Thema - darum steht der Tag unter dem Motto: "Gottes Liebe geht unter die Haut: damit aus Fremden Freunde werden". Die Predigt hält der evangelische Stadtdekan Achim Knecht.
Pfingsten ist auch ein Symbol für die Überbrückung kultureller Differenzen. Das Fest steht schließlich für den Geist, der Menschen über Grenzen hinweg verbindet und befreit, der wach macht für das Erkennen von Ungerechtigkeit und den Einsatz für Gerechtigkeit. Den musikalischen Teil des Gottesdienstes übernehmen unter der Leitung von Bernhard Kießig der Chor SurPraise, eine Band, BlechPur und Posaunenchöre der Propstei Rhein-Main.
Dieses Jahr dürfen wir auch wieder ab 12:30 Uhr im Dominikanerkloster recht herzlich zum internationalen Pfingstfest einladen. Es wird wieder ein Bühnenprogramm geben, während ebenso parallel ein Kinderprogramm angeboten wird. Im Hof des Dominikanerklosters werden wieder 21 internationale Stände des Internationalen Konvents Christlicher Gemeinden e. V. aufgestellt. An diesen Tag finden Sie an den Ständen Informationen über ihre jeweiligen Gemeinden und natürlich wird auch wieder kulinarisches aus den internationalen Küchen.
DominikanerklosterUm 16:15 Uhr findet in der Heiliggeistkirche dann unsere Ökumenische Abschlussfeier "Gotteslob" statt. Es werden wieder biblische Texte und Gebete in vielen Sprachen, Chöre und Lieder aus der weltweiten Ökumene vorgetragen.
Linkliste:
Open-Air-Gottesdienst auf dem Römerberg
10:30 Uhr - Talk und Lieder
11:00 Uhr - Open-Air-Gottesdienst:
- Stadtdekan Dr. Achim Knecht (Predigt)
- Chor SurPraise
- Band T.A.P.
- BlechPur
- Posaunenchöre der Propstei Rhein-Main
Anschließend gemeinsamer Gang zum
Dominikanerkloster, Kurt-Schumacher-Straße 23
Dort lädt die Evangelische Kirche Frankfurt am Main in Zusammenarbeit mit der Pfarrstelle Ökumene des Evangelischen Stadtdekanats Frankfurt zum Internationalen Fest ein.
Internationales Fest im Dominikanerkloster
12:45 Uhr - Begrüßung:
Stadtdekan Dr. Knecht und Rolf Bräuer (Pressesprecher des Evangelischen Regionalverband)
Unterhaltung - Begegnung - Kennenlernen:
Köstlichkeiten aus vielerlei Küchen - internationale Spezialitäten
14:00 Uhr - Bühnenprogramm mit Tänzen und Liedern aus den internationalen Gemeinden
16:15 Uhr - Gotteslod in der Heiliggeistkirche